IKLAN

PERKUTUT BANGKOK

Setelah pada artikel sebulumnya b’dane share artikel tentang Ciri Perkutut Lokal, kali ini b’dane akan share Ciri Perkutut Bangkok. Namun begitu, mencari perbedaan kedua jenis perkutut ini sangatlah sulit. Itu karena pada dasarnya dua burung ini berasal dari indukkan yang sama. Yaitu sama-sama Perkutut Jawa/Perkutut Lokal.

Kilasan Sejarah
Ihwal cerita perkutut bangkok adalah pada jaman romusha, dimana saat itu pekerja romusha dikirim ke negeri Jepang untuk melakukan kerja paksa disana. Dan entah bagaimna ceritanya, beberapa pekerja membawa burung perkutut dari jawa pergi ke negeri Jepang sebagai sarana hiburan. Barangkali sebagai penawar rindu pada kampung halaman juga. Hehehehe….

Sejak saat itulah perkutut mulai dikenal disana hingga meramba ke Muangthai. Di Muangthai sendiri, perkutut liar atau perkutut asli hutan Muangthai tidaklah ada. Perkutut yang berada di Muangthai pada awalnya juga berasal dari pulau Jawa. Mereka menyebut burung perkutut dengan nama “Nukhao Chewah” atau dalam bahasa kita berarti Burung Jawa. 


Pengembangan perkutut ini baru dimulai sekitar tahun 1950an. Bahkan para penggemar perkutut yang berniat menangkar dan mengembangkan burung ini, rela merogoh kocek yang tidak sedikit untuk mendapatkan burung perkutut jawa yang berkualitas untuk dijadikan indukkan. Dan rupanya, tidaklah sia-sia apa yang telah dilakukkan. Salah satu daerah penangkaran perkutut yang cukup tenar adalah Channa, 400 km arah selatan dari kota Bangkok.

Sebelum memasukki tahun 1980an, burung berkutut Bangkok belumlah banyak dikenal. Dalam perlombaan, burung ini selalu saja tersisih dan belum mampu bersaing dengan perkutut lokal di Gelanggang Konkurs (perlombaan) Perkutut Indonesia dalam hal irama manggung yang memang masih kalah bagus.

Namun demikian, banyak para penggemar perkutut yang mengakui bahwa perkutut Bangkok mempunyai keunggulan tersendiri. Suara Bassnya yang besar serta bunyi “khooong”nya yang menghentakk rata adalah keistimewaan daripada burung ini. Selain itu juga dari segi usia, umur 8 bulan sampai setahunan burung ini sudah bisa manggung. Saat umur 3 tahun sudah gacor dan rajin manggung.

barulah pada pertengahan tahun 1980, tepatnya pada bulan mei, Menteri Negara Urusan KLH (Kementrian Lingkungan Hidup) yang saat itu dijabat oleh Emil Salim, melarang konkurs burung yang bukan berasal dari hasil penangkaran/peternakkan. Sejak saat itulah nama perkutut Bangkok mulai terangkat dan sedikit demi sedikit mulai merajai kontes-kontes di gelanggang konkurs Indonesia. Karena pada saat itu masih jarang perkutut lokal diternak oleh para penangkar.

Ciri Perkutut Bangkok

Seperti yang b’dane bilang di awal artikel, antara perkutut lokal dan perkutut Bangkok sangatlah sulit untuk dibedakan. Satu2nya yang menjadi pembeda umum pada perkutut Bangkok adalah pemberian gelang alumunium pada kakinya sebagai tanda pengenal. Saat ini gelang pengenal juga digunakan sebagai tanda pengenal pada perkutut blasteran (persilangan jantan lokal dengan betina bangkok). Gelang pengenal itu dipasangkan saat perkutut masih “piyek” berusia sekitar 7-10 hari.


Untuk sobat ketahui jika sobat berniat untuk membeli perkutut Bangkok, maka lihatlah gelang pengenalnya.  Gelang yang baik mempunyai bentuk sempurna tanpa adanya sambungan atau bekas pateri. Kalau gelang pengenal pada perkutut terdapat bagian yang cacat atau rusak, maka sobat wajib curiga pada keaslian burung tersebut.

Dari segi makanan, bijian-bbijian berupa kenari seed dan millet sangat disukai oleh burung ini. Baik ketika burung masih bakalan ataupun setelah dewasa dan menjadi perkutut yang gacor suaranya. Jemawut dan ketan hitam tidaklah begitu disukai, kecuali jika terpaksa. Misal saja jika kenari seed dan millet dalam wadah makananya telah habis, dan perutnya telah merasa lapar, barulah jemawut atau ketan hitam tadi disantapnya.
Sobat, b’dane rasa hanya segini dulu yang b’dane share tentang ciri-ciri perkutut Bangkok, semoga saja nermanfaat bagi sobat, andai sobat ada tambahan, sangat b’dane harapkan untuk masukkan.

sumbere

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apakah anda suka ?...